Sejarah Wifi

Senin, 08 Agustus 2011

WIFI

Istilah wifi, singkatan dari wireless fidelity, sudah tak lagi asing di telinga para pengakses internet. Kehadiran teknologi tanpa kabel yang canggih ini bukan hanya bias dinikmati oleh pembawa notebook berbasis centrino, tapi juga sudah bias dinikmati oleh pecinta gadget mungil macam PDA dan ponsel ponsel pintar. Ibarat sebuah siaran radio yang hanya bias diakses sepanjang ada sinyal yang bias ditangkap oleh antenna radionya, begitulah perangkat wifi bekerja.

SEJARAH WIFI
WI-FI kependekan dari wide fidelity, sudah cukup popular dikalangan masyarakat digital. Dengannya, para pengguna internet bias merangkul konektivitas tanpa batas di jaringan yang menjangkau frekuensinya. Sebuah jaringan nirkabel dibangun menggunakan standart 802.11 yang dirilis oleh Institute of Electrical and Electronic Engineer ( IEEE ). Karena mudah dan murah untuk di aplikasikan plus murah biayaoperasionalnya, maka WLAN pun bias berkembang pesat banyak disukai orang.
Di akhir tahun 1990, industry telekomunikasi kian meledak. Tahun 1991, WI-Fi dikembangkan perusahaan yang berdiri di nieiwegein,belanda. Jaringan nirkabel tersebut awalnya dinamai wave LAN. Dulu kecepatan transfer datanya hanya 1-2 Mbps ( mega bite per second ). Vic hayes, si penemu wifi akhirnya disebut sebagai “bapak wifi” kemudian merancang beberapa standar wifi yaitu IEEE 802.11a, 802.11b, 802.11 g.
Ditahun 2003, vic pension dari agree system yang akhirnya kalah berkompetisi di pasar yang saat itu mulai di penuhi oleh produk produk lain yang menawarkan harga lebih murah untuk produk produk berbasis wifi. Chipset all in one 802.11abg buatan agree system yang diberi nama kode WARP tidak pernah menembus pasaran. Akhirnya di tahun 2004, agree system mundur dari pasaran wifi

STANDARISASI WIFI
Di tahun 1997, IEEE ( institute of Electrical and Electronic Enginer ) yang anggotanya terdiri dari insinyur dan perusahaan computer dan jaringan besar di antara Cisco, Microsoft dan Apple yang berkompeten dalam mengembangkan berbagai standart dalam industry computer dan elektronik, mengadopsi sebuah standart baru untuk jaringan nirkabel namanya standart 802.11. standart tersebut dibuat untuk mendukung akses LAN ( Local Area Network ) tanpa kabel
Saat ini sudah banyak perangkat dengan dukungan konektifitas nirkabel, bias berupa PDA atau notebook, yang bias ditemui di pasaran. Ada beragam standart 802.11 yang ditetapkan oleh IEEE. Untuk koneksi WIFI antarperangkat, ada tiga jenis jaringan nirkabel yang ditetapkan oleh IEEE, di antaranya adalah 802.11a, 802.11b, 802.11g. yang membedakan masing masing standart adalah jangkauan frekuensi dan kecepatan transfernya.
Kebanyakan perangkat yang di jual saat ini dibenami standart 802.11b, meskipun kecepatan transfer datanya lebih lambat dibandingkan kecepatantransfer data pada jaringan 802.11a. pasalnya, kebanyakan instalasi WIFI saat ini dibangun menggunakan standart 802.11b
Standart IEEE 802.11a beroperasi pada frekuensi 5 GHz. Kecepatan transfer data yang di tawarkannya adalah 54 Mbps ( Mega bite per second ). Standart 802.11b beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz, dan menawarkan kecepatan transfer data maksimum adalah 11 Mbps. Sedang yang terakhir, standart 802.11g, beroperasi pada frekuensi2,4 GHz dan memiliki kecepatan transfer maksimum hingga 54 Mbps.
Standart 802.11g merupakan gabungan dari standart 802.11a dan 802.11b. dengan begitu pengguna wifi yang memiliki perangkat yang mendukung standart jaringan 802.11b bias terhubung pada access point 802.11g, tapi tentunya kecepatan transfer yang bias dinikmatinya adalah maksimum 11 Mbps.

IEEE dan WI-FI
IEEE dan WI-FI adalah dua hal yang berbeda, atau lebih tepatnya merupakan 2 organisasi yang berbeda. IEEE ( Institute Elecrtical and Electronic Enginer ) merupakan organisasi non profit yang mendikasikan kerja kerasnya demi kemajuan teknologi. Organisasi ini mencoba membantu banyak sekali bidang teknologi seperti teknologi penerbangan, electronic, biomedical dan computer juga termasuk di dalamnya. Keanggotaan organisasi IEEE di klaim mencapai 370.000 orang yang berasal dari 160 negara.
Pada tahun 1980, IEEE membuat sebuah bagian yang mengurusi standart LAN ( Local Area Network ) dan MAN ( Metropolitan Area Network ). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802 . angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini.
Ethernet, Wireless dan token ring ini adalah merupakan contoh hasil kerja kelompok 802. Karena luasnya bidang yang ditangani oleh 802, maka bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, yang lebih spesifik yang dinamakan sebagai unit kerja. Unit kerja ini diberikan nama berupa angka yang berurutan dibelakang 802. Berikut adalah contoh unit kerja dan bidang yang mereka tangani


Unit Kerja
Bidang yang ditangani
802.1

Higher Layer LAN Protocols Working Group
802.3

Ethernet Working Group
802.11

Wireless LAN Working Group
802.15

Wireless Personal Area Network ( PAN ) Working Group
802.16

Broadband Wireless Access Working Group
802.17

Resilient Packet Ring Regulatory TAG
802.18

Radio Regulatory TAG
802.19

Coexistence TAG
802.20

Mobile Broadband Wireless Access ( MBWA ) Working Group
802.21

Media Independent Handoff Working Group
802.22

Wireless Regional Area Network

IEEE telah membuat standarisasi jaringan wireless namun standarisasi ini dirasakan masih kurang lengkap untuk memenuhi kebutuhan di dunia bisnis. Karena itu, di bentuklah sebuah asosiasi yang di pelopori oleh Cisco yang dinamakan sebagai WI-FI ( wireless fidelity ).
Organisasi WI-FI ini bertugas memastikan semua peralatan yang mendapatkan label WI-FI bias bekerja sama dengan baik sehingga memudahkan konsumen untuk menggunakan produknya. Anggota WI-FI adalah sebagai berikut Cisco, Microsoft, Dell, Texas Instrument, Apple, AT&T.
Organisasi WI-FI membuat peralatan berdasarkan spesifikasi yang telah di tetapkan oleh IEEE walaupun tidak 100 % sama sehinnga bias jadi terdapat feature yang ditambahkan ke dalam peralatan wireless yang tidak ada di dalam standarisasi yang dikeluarkan oleh IEEE.

JANGKAUAN WIRELESS
Kabel UTP yang digunakan pada jaringan Ethernet, mempunyai keterbatasan jarak. Hanya bias menghubungkan computer dengan jarak maksimum 100M. Jika menggunakan kabel Coax ( kabel yang mirip kabel antenna TV), jarak yang bias di dapatkan mencapai 500M
Jaringan Wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jaringan fisik yang menggunakan kabel. Pada jaringan wireless yang menentukan jauh tidaknya sebuah jaringan tergantung dari kekuatan sinyal yang di pancarkan. Sebagai contoh : computer A bias terhubung dengan jaringan wireless sementara computer b tidak bias hal ini disebabkan oleh kekuatan sinyal dan juga kemampuan antenna dari computer a dan computer b.
Pada ruang terbuka, jaringan 802.11b dan 802.11g mempunyai jangkauan sekitar 110m sedangkan 802.11a sekitar 100m. jangkauan ini akan berkurang banyak jika digunakan pada ruangan tertutup, akibat dari halangan tembok ataupun di akibatkan oleh benturan sinyal dengan benda benda yang ada di dalam sebuah ruangan. Untuk memastikan jarak yang bias di tempuh, harus melakukan survey lokasi, karena setiap kondisi memiliki karakteristik yang berbeda beda
Untuk meningkatan kemampuan ataupun jarak tempuh jaringan wireless, anda bias menaikkan power atau daya listrik yang digunakan namun cara ini di batasi oleh peraturan pemerintah. Cara yang sering di gunakan adalah dengan menaikkan atau menggunakan antenna dengan kemampuan yang lebih tinggi. Dengan antenna ini, kemampuan menangkap sinyal yang ada di udara dan juga mampu memancarkan sinyal menjadi lebih kencang dan kuat, otomatis, hal ini akan meningkatkan jarak tempuh jaringan wireless.

Popularitas WI-FI
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang asing.
Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbuck dan La Moda Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Mister Bean Coffee di Cilandak Town Square-- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas, 5/2/2004).
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas. Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).
Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya. Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan pembatasan daya.
Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar perangkat yang digunakan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...